Mengenal Masjid Baiduzzaman, Masjid Tertua Medan di Dirikan Suku Karo Surbakti, Apa Iya?

HOTNESIA, Medan – Di tengah hiruk pikuk kota Medan, terdapat sebuah masjid tertua Medan di dirikan suku Karo Surbakti, yang menyimpan cerita panjang tentang penyebaran Islam di tanah Sumatera Utara. Masjid Baiduzzaman, namanya, berdiri kokoh di kawasan Medan Sunggal, menjadi saksi bisu perjalanan waktu dan akulturasi budaya.

Masjid Baiduzzaman diyakini sebagai masjid tertua di Medan, dengan sejarah panjang yang terbentang sejak abad ke-17. Berawal dari sebuah surau kecil yang didirikan oleh Datuk Adir, seorang pemuka agama Islam dari Suku Karo, pada tahun 1630-an. Seiring berkembangnya komunitas Muslim di kawasan Sunggal, surau tersebut kemudian diperluas dan diubah menjadi masjid.

Baru pada tahun 1885, masjid ini mengalami renovasi besar-besaran di bawah kepemimpinan Datuk Badiuzzaman Surbakti, Raja Sunggal saat itu. Di bawah tangan dingin Datuk Badiuzzaman, masjid ini diperluas dan dipercantik, menjadikannya masjid yang megah dan kokoh seperti yang kita lihat sekarang.

Arsitektur Unik Perpaduan Budaya

Masjid Baiduzzaman memiliki arsitektur yang unik, memadukan unsur budaya Karo dan Melayu. Atap masjid berbentuk limas tumpang tiga, ciri khas arsitektur Karo, yang dipadukan dengan kubah dan menara bergaya Melayu. Perpaduan ini menjadi simbol akulturasi budaya yang indah dan harmonis.

Di dalam masjid, terdapat mimbar kayu berukir indah yang berusia lebih dari 100 tahun. Sebuah beduk kuno yang masih terawat dengan baik juga menjadi salah satu daya tarik masjid ini. Beduk ini dulunya digunakan untuk menandakan waktu salat dan merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang berharga.

Atap Limas Tumpang Tiga

Masjid tertua Medan di dirikan suku Karo Surbakti adalah salah satu ciri khas arsitektur Karo yang menonjol pada Masjid Baiduzzaman adalah atapnya yang berbentuk limas tumpang tiga. Bentuk atap ini melambangkan tiga tingkatan alam semesta dalam kepercayaan Karo:

  • Bumi: Tingkat pertama melambangkan alam dunia tempat manusia hidup.
  • Perantaraan: Tingkat kedua melambangkan alam perantaraan antara dunia dan surga.
  • Surga: Tingkat ketiga melambangkan alam surga tempat bersemayamnya Tuhan.

Kubah dan Menara

Selain atap limas tumpang tiga, masjid ini juga memiliki kubah dan menara. Elemen ini merupakan ciri khas arsitektur Melayu yang menunjukkan pengaruh Islam yang kuat. Kubah melambangkan langit dan menara melambangkan tempat untuk mengumandangkan azan.

Penggunaan Bahan Alam

Masjid Baiduzzaman dibangun dengan menggunakan bahan-bahan alam yang banyak terdapat di Sumatera Utara, seperti kayu, bambu, dan batu. Penggunaan bahan-bahan ini menunjukkan kearifan lokal masyarakat Karo dan Melayu dalam membangun masjid.

Ornamen dan Ukiran

Masjid Baiduzzaman juga dihiasi dengan berbagai ornamen dan ukiran khas Karo dan Melayu. Ornamen dan ukiran ini tidak hanya indah dipandang, tetapi juga memiliki makna simbolis yang berkaitan dengan kepercayaan dan budaya kedua suku tersebut.

Perpaduan Harmonis

Perpaduan arsitektur Karo dan Melayu menghasilkan sebuah bangunan yang indah dan harmonis. Masjid ini menjadi simbol akulturasi budaya yang terjadi di Sumatera Utara dan menjadi bukti toleransi antarumat beragama di kawasan tersebut.

Masjid Baiduzzaman: Pusat Kegiatan Keagamaan dan Sosial

Masjid tertua Medan di dirikan suku Karo Surbakti atau di sebut dengan masjid Baiduzzaman tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat Sunggal. Di masjid ini, berbagai kegiatan keagamaan rutin diadakan, seperti salat lima waktu, pengajian, dan pesantren Ramadan.

Masjid Baiduzzaman juga menjadi tempat berkumpulnya masyarakat untuk berbagai kegiatan sosial, seperti musyawarah desa, pernikahan, dan acara-acara lainnya. Masjid ini menjadi perekat tali persaudaraan dan simbol keharmonisan antarumat beragama di kawasan Sunggal.

Masjid Baiduzzaman: Destinasi Wisata Religi yang Menarik

Keindahan arsitektur, sejarah panjang, dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya menjadikan Masjid Baiduzzaman sebagai destinasi wisata religi yang menarik untuk dikunjungi. Pengunjung dapat merasakan atmosfer religius yang kental, belajar sejarah tentang penyebaran Islam di Medan, dan mengagumi keindahan arsitektur yang unik.

Menelusuri Jejak Sejarah dan Budaya

Berkunjung ke Masjid Baiduzzaman bukan hanya wisata religi, tetapi juga menjelajah jejak sejarah dan budaya. Pengunjung dapat mempelajari bagaimana Islam masuk dan berkembang di tanah Karo, serta melihat bagaimana budaya Karo dan Melayu berpadu dalam arsitektur masjid.

Masjid Baiduzzaman adalah bukti nyata bahwa Islam telah menjadi bagian integral dari budaya Karo dan Melayu di Medan. Masjid ini menjadi simbol toleransi dan kerukunan antarumat beragama, serta warisan budaya yang patut dilestarikan.

Masjid tertua Medan di dirikan suku Karo Surbakti, tetapi merupakan harta karun sejarah dan budaya yang tak ternilai. Masjid ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang Islam di Medan dan menjadi simbol keragaman budaya yang indah.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *