Suhu Panas Depok – Wali Kota Depok Mohammad Idris merespon pernyataan kandidat calon Gubernur Jawa Barat, Bima Arya, yang menyebut Depok panas dan kurang penghijauan. Menurut Idris, cuaca panas yang dirasakan saat ini bukan hanya terjadi di Depok, melainkan juga di berbagai wilayah di Indonesia akibat perubahan iklim global.
Dalam sebuah wawancara pada Kamis, 16 Mei 2024, Idris menjelaskan bahwa perubahan iklim telah menyebabkan peningkatan suhu di banyak daerah yang sebelumnya dikenal dengan iklim sejuk. “Di daerah-daerah beriklim dingin saja sudah mulai panas, misalnya Bandung sudah terasa berbeda dengan masa dulu,” ujar Idris.
Idris juga menekankan bahwa Depok bisa menjadi sejuk ketika hujan turun, menolak anggapan bahwa Pemerintah Kota Depok tidak melakukan upaya penghijauan. “Kalau penghijauan sudah rutin kita lakukan, di situ dan kali, karena ini amanat pemerintah untuk merevitalisasi kali dan situ, bukan penataan ya, jadi melakukan reboisasi atau penanaman dan menanggulangan sampah, semua rutin kita lakukan,” jelasnya.
Pernyataan Idris ini muncul sebagai tanggapan atas kritik Bima Arya yang diungkapkan pada acara “Belanja Masalah” di Situ Rawa Kalong, Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Depok, pada Rabu, 15 Mei 2024. Dalam acara tersebut, Bima Arya yang merupakan kandidat Calon Gubernur Jawa Barat dari Partai Amanat Nasional, mengatakan bahwa suhu di Depok terasa sangat panas, berbeda dengan pengalamannya di Bogor.
Bima Arya, yang juga mantan Wali Kota Bogor, membandingkan cuaca di Depok dengan Bogor. Ia mengatakan bahwa dirinya biasa berlari di Kebun Raya Bogor hingga pukul 11.00 WIB namun tetap merasa sejuk dan nyaman. “Begitu ke sini walaupun cuma setengah jam kok panas pisan Depok teh,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bima Arya mengkritik kurangnya penghijauan di Depok dan menyarankan penerapan konsep urban farming untuk meningkatkan jumlah tanaman di jalur hijau kota tersebut. “Makanya tadi datang situ (Situ Rawa Kalong), situ itu juga potensial untuk membuat lebih sejuk ya, saya lihat beberapa pohonnya malah ditebang di situ, ketika pembangunan harusnya lebih banyak lagi (menanam pohon),” tambah Bima Arya.
Idris, seorang politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), mengklarifikasi bahwa program penghijauan sudah menjadi bagian dari kebijakan rutin Pemkot Depok. Ia menegaskan bahwa upaya revitalisasi dan reboisasi di area situ dan kali terus dilakukan sebagai amanat dari pemerintah. Selain itu, Pemkot Depok juga berfokus pada penanggulangan sampah sebagai bagian dari upaya menjaga lingkungan.
Dalam konteks yang lebih luas, Idris menyatakan bahwa masalah suhu panas bukanlah isu lokal yang hanya dialami oleh Depok. Menurutnya, seluruh wilayah di Indonesia saat ini mengalami perubahan iklim yang signifikan. “Ini fenomena global, bukan hanya Depok yang mengalami cuaca panas. Kita semua harus bekerja sama untuk mencari solusi terhadap masalah ini,” tuturnya.
Menanggapi kritik Bima Arya mengenai penebangan pohon di Situ Rawa Kalong, Idris menjelaskan bahwa setiap tindakan penebangan pohon yang dilakukan di Depok selalu diiringi dengan upaya penanaman kembali. “Setiap pohon yang ditebang akan diganti dengan penanaman pohon baru. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk menjaga keseimbangan lingkungan,” katanya.
Sementara itu, beberapa warga Depok memberikan tanggapan beragam terhadap isu ini. Ada yang setuju dengan pandangan Bima Arya dan merasa bahwa Depok memang membutuhkan lebih banyak penghijauan. “Memang kalau dibandingkan dengan Bogor, Depok terasa lebih panas. Saya rasa kita butuh lebih banyak pohon dan taman kota,” ujar Rina, seorang warga Cimanggis.
Di sisi lain, ada juga yang mendukung upaya Pemerintah Kota Depok dan memahami bahwa perubahan iklim adalah masalah yang kompleks. “Saya melihat Pemkot sudah berusaha, tapi perubahan iklim ini memang sulit diatasi. Kita semua perlu berkontribusi, bukan hanya mengkritik,” kata Budi, warga Pancoran Mas.
Terlepas dari berbagai pandangan, yang jelas adalah bahwa isu lingkungan dan perubahan iklim menjadi perhatian utama di Depok, seperti halnya di banyak kota lain di Indonesia. Dalam menghadapi tantangan ini, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan sangat penting.
Idris mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam menjaga dan memperbaiki lingkungan. “Kita harus bergandengan tangan, baik pemerintah, masyarakat, maupun calon pemimpin yang akan datang, untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik. Penghijauan, pengelolaan sampah, dan adaptasi terhadap perubahan iklim adalah tugas kita bersama,” pungkasnya.
Dengan adanya perhatian yang lebih terhadap isu lingkungan, diharapkan Depok dan kota-kota lain di Indonesia bisa menghadapi tantangan perubahan iklim dengan lebih baik, menjaga kesejukan dan kenyamanan bagi seluruh warganya.