Musk membuat postingan kontroversial tersebut setelah berita tentang penangkapan seorang pria dekat lapangan golf Trump di West Palm Beach pada hari Minggu.
Pria tersebut, yang belum disebutkan namanya, ditangkap oleh pihak berwenang karena dicurigai merencanakan pembunuhan terhadap Trump.
Penangkapan ini menambah ketegangan politik yang sudah tinggi di Amerika Serikat, terutama menjelang pemilihan presiden yang akan datang.
Dalam postingannya di “X”, Musk menulis, “Tidak ada yang mencoba membunuh Biden/Kamala,” disertai dengan gambar ekspresi wajah dengan alis terangkat, yang tampaknya menunjukkan bahwa dia menganggap isu tersebut tidak serius. Postingan ini dengan cepat mendapatkan perhatian dari berbagai pihak dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengamat politik dan publik.
Layanan Rahasia Amerika Serikat, yang bertanggung jawab melindungi presiden dan mantan presiden serta pejabat tinggi lainnya, segera mengeluarkan pernyataan resmi terkait komentar Musk.
Seorang juru bicara Layanan Rahasia menyatakan bahwa mereka telah mengetahui postingan tersebut dan mengonfirmasi bahwa mereka akan menyelidiki setiap ancaman yang terkait dengan keselamatan individu yang mereka lindungi.
Namun, juru bicara tersebut menekankan bahwa mereka tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut tentang penyelidikan tersebut.
“Kami tidak memberikan komentar terkait masalah intelijen preventif,” kata juru bicara tersebut. “Namun, kami dapat memastikan bahwa Layanan Rahasia menyelidiki setiap ancaman yang berkaitan dengan orang-orang yang kami lindungi.”
Kritik terhadap Musk datang dari berbagai arah. Banyak orang di kalangan kiri dan kanan politik merasa bahwa pernyataan Musk bisa dianggap meremehkan atau bahkan memicu kekerasan.
Dengan hampir 200 juta pengikut di platform “X”, pernyataan Musk dianggap memiliki potensi untuk mempengaruhi opini publik dan memicu respons yang tidak diinginkan.
Beberapa pihak khawatir bahwa pernyataan tersebut dapat memicu ketegangan lebih lanjut atau merangsang tindakan yang berbahaya terhadap Biden dan Harris.
Juru bicara Gedung Putih, Andrew Bates, menanggapi komentar Musk dengan tegas. Dalam sebuah pernyataan, Bates menyatakan, “Kekerasan seharusnya hanya dikecam, bukan didorong atau dijadikan bahan candaan. Ini adalah pernyataan yang tidak bertanggung jawab.” Kritik dari Gedung Putih menambah beban bagi Musk, yang telah dikenal dengan pendapatnya yang seringkali kontroversial di media sosial.
Musk sendiri kemudian menghapus postingan tersebut dan tampaknya berusaha meredakan situasi dengan postingan lanjutan yang menunjukkan bahwa dia sebenarnya hanya bercanda.
Namun, upaya ini tidak sepenuhnya meredakan ketegangan. Banyak pihak tetap khawatir bahwa postingan tersebut dapat memiliki dampak jangka panjang terhadap persepsi publik mengenai keselamatan pejabat tinggi negara.
Pengamat politik mencatat bahwa pernyataan Musk mencerminkan suasana politik yang semakin terpolarisasi di Amerika Serikat.
Dalam iklim politik yang penuh ketegangan, komentar yang tampaknya meremehkan isu-isu serius sering kali memicu reaksi keras dari berbagai pihak.
Musk, yang dikenal karena gaya komunikasinya yang langsung dan tidak konvensional, tampaknya tidak menghindari kontroversi meskipun ia sering kali berada di pusat perhatian.
Sementara itu, penangkapan pria yang diduga merencanakan pembunuhan terhadap Trump menyoroti tantangan yang dihadapi oleh aparat keamanan dalam menjaga keselamatan pejabat tinggi negara di tengah ketidakpastian politik yang semakin meningkat.
Layanan Rahasia dan badan keamanan lainnya terus bekerja keras untuk mencegah ancaman potensial dan menjaga keamanan negara.
Secara keseluruhan, kejadian ini menunjukkan betapa sensitifnya isu-isu terkait keselamatan pejabat publik dan bagaimana pernyataan di media sosial dapat mempengaruhi persepsi dan ketegangan politik.
Musk, sebagai tokoh publik yang berpengaruh, diharapkan lebih berhati-hati dalam menyampaikan komentarnya di masa depan agar tidak memicu konflik atau memperburuk situasi yang sudah tegang.